Year Released
2015
Genre
Animasi, Petualangan,
Komedi
Moral Lesson
Kecerdasan emosi
Siapa yang sudah pernah nonton film Inside Out? Film dengan animasi super keren ini kabarnya memang sengaja memanfaatkan ahli-ahli psikolog untuk memastikan pandangan akurat tentang dunia emosional internal manusia lho!
Film ini mengisahkan tentang peran dari aneka perasaan seorang gadis kecil bernama Riley, seperti Joy (bahagia), Sadness (sedih), Fear (takut), Anger (marah), hingga Disgust (jijik).
1. Emosi adalah energi pendorong manusia

Dalam film, digambarkan bahwa si Riley (tokoh utama) akan bergerak melakukan sesuatu hal apabila emosi tertentu dalam kepalanya menggerakkan tuas kendali. Jika si anger yang menggerakkan tuas, maka Riley akan bertindak meledak-ledak yang menunjukkan kemarahan. Jika Joy yang mengambil kendali, maka Riley akan bersenang-senang, tertawa dan bersemangat.
Manusia dapat bergerak dan beraktivitas membutuhkan energi pendorong, dan energi pendorong tersebut adalah emosi yang kita rasakan. Kita sehari-hari melakukan sesuatu didorong oleh emosi yang kita rasakan, bukan apa yang kita pikirkan harus kita lakukan. Contoh : ketika kita sedang merasa sedih, maka kita tidak akan memiliki energi untuk melakukan kegiatan apapun, bahkan ketika itu adalah hobi kita. Ketika kita sedang senang karena pasangan baru saja memberikan kejutan, maka seharian kita bisa merasa bersemangat dan sulit tidur karena energi sangat banyak.
2. Emosi adalah pesan dari diri kita
Emosi tidak ada yang baik atau negatif. Tolong dicatat teman-teman. Menurut saya, poin pembelajaran ini adalah poin terutama yang ingin ditonjolkan dalam film ini. “it’s okay to be sad sometimes.” adalah satu kalimat yang langsung muncul dalam pemikiran saya ketika film ini selesai. Jadi bahkan emosi sedih bukan sebuah emosi yang perlu disingkirkan dan dijauhi, karena sedih memiliki manfaatnya sendiri. Demikian juga emosi yang lainnya, mereka memiliki manfaatnya masing-masing. Emosi sebenarnya pembawa pesan dari diri kita sendiri kepada diri kita, yang gunanya adalah untuk membuat kita bertahan hidup di dunia ini. Emosi adalah defense mechanism manusia sejak pertama dilahirkan.
Film ini membantu kita untuk mengerti pesan yang disampaikan oleh masing-masing emosi, terutama ketika di bagian awal film ketika Joy memperkenalkan satu per satu emosi di kepala Riley. Fear / takut membuat kita waspada dan melakukan persiapan cukup untuk kita dalam kondisi aman. Disgust / jijik membantu kita untuk menjauhi hal-hal yang dapat meracuni kita secara fisik, sosial dan moral. Anger / marah membantu kita untuk membela diri kita mendapatkan keadilan. Sadness / sedih membantu kita untuk merefleksikan kejadian yang tidak mengenakkan dan membuat kita belajar dari sana.
Mampu mendengarkan pesan yang ingin disampaikan oleh emosi kita, membantu kita untuk menjadi manusia yang lebih dewasa dan baik. Apakah kita sudah mendengar pesan yang ingin disampaikan oleh emosi kita?
3. Setiap manusia punya emosi utama

Kalau kita teliti dalam menonton film ini, kita dapat melihat di setiap karakter dalam film Inside Out terdapat pemimpin emosi yang berbeda-beda. Setiap pemimpin emosi ini adalah emosi yang duduk di tengah dari ruang kontrol. Hal ini terlihat jelas ketika terjadi percakapan antara Riley, ibunya dan ayahnya di meja makan. Emosi riley dipimpin oleh Joy, ibunya dipimpin oleh Sadness, dan ayahnya dipimpin oleh Anger.
Hal ini sepertinya mudah untuk terlewatkan oleh orang-orang, tetapi detil kecil ini sangat penting dalam pelajaran kecerdasan emosi. Setiap manusia memiliki tema emosi utama, apakah dirinya seorang yang ceria, mudah marah, sedih, khawatir, dsb. Inilah yang menyebabkan setiap orang berbeda satu dengan yang lain. Ketika kita mampu memahami siapakah emosi pemimpin dalam diri kita, maka kita dapat mengontrol emosi kita dengan lebih baik.
4. Hati-hati ketika Anger memegang kendali hidup kita

Di film, ketika si Joy dan Sadness terlempar keluar dari ruang kendali, maka tersisa 3 emosi yang mengendalikan Riley. Dari ketiga emosi tersebut, Anger yang kemudian menjadi pemimpin dan paling sering mengambil kendali. Tetapi ketika akhirnya Anger mulai mengambil alih, kehidupan Riley malah menjadi semakin buruk karena sikap yang ditunjukkan Riley selalu meledak-ledak, kasar dan bermusuhan dengan orang lain.
Hal ini juga berlaku bagi kehidupan kita sehari-hari. Seperti yang dibahas di atas, Anger diperlukan untuk kita mendapatkan keadilan. Tetapi ketika kita membiarkan Anger mengontrol hidup kita terlalu lama, maka Anger akan mulai mengacaukan hidup kita. Mengapa? Karena Anger akan membuat kita senantiasa mengartikan setiap kejadian yang terjadi itu tidak adil kepada kita, kita akan lebih mudah menganggap orang lain mengganggu kita, dan kemudian kita akan memunculkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Pada akhirnya, kita akan berkonflik dan dijauhi oleh orang lain.
5. Emosi adalah kacamata kita dalam memandang dunia

Salah satu bagian dalam film yang menarik bagi saya adalah ketika si Joy dan Sadness ngobrol soal memori terbaik bagi mereka masing-masing. Ketika mereka membicarakan satu memori, kejadian tersebut menjadi berbeda tergantung dari Joy atau Sadness yang mengingatnya.
Hal yang sama terjadi dengan kita sehari-hari. Bagaimana kita mengartikan kejadian/peristiwa yang terjadi pada kita, sangat tergantung dengan emosi yang kita rasakan. Ketika kita sedang marah, bercandaan teman akan menjadi sebuah hinaan yang tidak dapat ditoleransi. Saat kita sedang merasa bahagia, kita akan cenderung memiliki pemikiran positif dan optimisme pada masalah-masalah yang kita alami. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam mempercayai apa yang kita pikirkan mengenai suatu kejadian. Sadarlah emosi apa yang sedang memegang kendali, dan sadarlah bagaimana emosi tersebut mempengaruhi bagaimana cara kita memandang satu hal. Oleh karena itu ada baiknya kita berpikir ulang mengenai suatu kejadian ketika emosi kita berubah agar kita dapat mengartikan sebuah kejadian dengan lebih netral dan sesuai dengan fakta yang terjadi.
Kesimpulannya, kecerdasan emosi adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Ketika kita mampu sadar terhadap emosi yang sedang memegang kendali, kita bisa mengontrol emosi kita. Ketika kita mampu mengontrol emosi kita, maka kita bisa mempunyai hubungan interpersonal yang lebih baik dan pada akhirnya akan mampu mendorong karir kita. Tapi ketika kita tidak sadar akan emosi kita sendiri, maka emosi kitalah yang akan mengontrol diri kita. Sehingga pada akhirnya kita akan kehilangan kontrol terhadap hidup kita.
“Do you ever look at someone and wonder what is going on inside their head?”






















Komentar